Nampaknya persoalan hasil QUICK COUNT PILPRES 2014 ini makin keruh saja, terutama akibat pendapat Burhanuddin Muhtadi, yang menyatakan “Kalau hasil hitungan resmi KPU nanti terjadi perbedaan dengan lembaga survei yang ada di sini, saya percaya KPU yang salah dan hasil hitung cepat kami tidak salah” (baca disini). Burhan adalah , Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, salah satu lembaga survey yang memenangkan Pasangan Jokowi-Kalla dari hasil Quick Count nya.
Sebenarnya sah-sah saja pendapat Burhan ini dan pasangan Jokowi yang sudah terlanjur deklarasi kemenangan dan mengadakan perayaan kemenangan bersandar hasil Quick Count. Apalagi jika menggunakan alasan bahwa selama ini hasil QC mereka selalu tepat (walau ini sich hanya klaim saja, karena banyak juga yang meleset).
Tapi, mungkin ada yang perlu diluruskan bahwa selama ini jika hasil QC lembaga survey ada yang benar dan sama hasilnya dengan real Count, sebenarnya itu seperti tebak tebak buah manggis, J
Kenapa saya berani mengatakan tebak-tebak buah manggis ?
Ya, karena tidak pernah ada satupun bukti yang bisa ditunjukan bahwa hasil Quick Count mereka itu benar-benar dilakukan pada suatu daerah sampling (TPS) dan hasil dari TPS yang mereka sampling itu sama dengan data C1 yang dimiliki KPU (baik dalam PILEG ataupun PILKADA).
Coba cari dokumen yang pernah dikeluarkan lembaga QC yang menunjukan Data dan methodology QC yang telah dilakukan dan hasilnya dibandingkan dengan Real Count KPU. Pasti kita tidak akan pernah menemukannya diseluruh QC yang pernah dilakukan di Indonesia.
Coba bandingkan dengan QC yang dilakukan di Kamboja tahun 2008 oleh Comfrel (baca disini ). QC yang dilakukan Comfrel setelah hasil Real Count resmi dikeluarkan lembaga KPU Kamboja dibuatkan dokumen nya sebagai bentuk pertanggung jawaban. Dalam Dokumen laporan Comfrel tersebut kita bisa menemukan Daerah mana saja yang di Sampling oleh mereka, TPS mana saja yang disampling, dan metode apa yang mereka gunakan sehingga suatu daerah disampling.
Dalam laporan Comfrel tersebut di tunjukan juga bukti bahwa TPS yang mereka sampling adalah nyata, dan data yang meraka dapatkan juga adalah sama dengan data yang ada di KPU Kamboja (semacan C1). Didalam laporan tersebut juga sangat jelas, bahwa mereka hanya men-sampling sebagian kecil dari Ribuan TPS yang ada.
Coba bandingkan dengan lembaga QC di Indonesia, mana dokumen pertanggung jawaban mereka terhadap QC yang sudah dilakukan.
Hal yang paling mudah saja, coba dicari daerah mana saja yang mereka sampling, TPS mana saja yang mereka sampling, pasti kita tidak akan tahu. Kalau TPS yang mereka sampling saja kita tidak tahu, bagiamana kita membuktikan bahwa data suara TPS yang mereka pakai adalah benar ? BAGAIMANA kita bisa percaya bahwa HASIL QUICK COUNT mereka adalah benar? Bagaimana membuktikan bahwa TPS yang mereka sampling itu betul ada, bukan TPS didalam mimpi ?
Kalau masih ada yang ngotot mengatakan selama ini QC selalu tepat, saya ingin menyampaikan bahwa bisa jadi ada dua kemungkinan :
1. Karena mereka selalu beruntung, seperti tebak tebak buah manggis tadi. Dan itu bisa saja terjadi, sepeti hebatnya orang yang mampu menebak hasil judi TOGEL atau Kupon SDSB tahun 80-an. Nama nya tebak tebak buang manggis, makanya sering juga hasil QC tersebut meleset (bisa cek dari hasil pilkada dan pileg)
2. Karena ada rekayasa , dan pengkondisian dimana lembaga survey ini menjadi semacam pressure atau pembenar agar hasil Real Count mengikuti hasil Quick Count, dan ini nampaknya akan coba dilakukan pada PILPRES kali ini.
Contoh paling mudah adalah, seperti gambar dibawah ini, bagaimana Kubu Jokowi sudah gembar gembor kemenangan berdasarkan exit poll di mesir, ech nyatanya dari hasil Real Count PPLN Mesir, hasilnya sebaliknya. Prabowo Menang Telak atas Jokowi berdasarkan Real Count PPLN Mesir.

Untunglah hasil exit poll di mesir ini lebih bisa dipertanggung jawabkan “kesalahan” nya karena TPS yang mereka Sampling, disebutkan nyata, yaitu di mesir, sehingga saat di cocokan dengan Data Real count, si pembuat Exit Poll tidak lagi bisa macam macam, mendemo, membuat rusuh, atau kerahkan massa, misalnya mengancam bahwa PPLN Mesir curang.
Jadi ayolah, lembaga Quick Count, duduk santai, tunggu pengumuman KPU, sambil merenung apa betul QC anda itu benar, atau abal abal. Jangan jangan kalian dikirim data yang salah oleh anak buah dibawah untuk sekedar menyenangkan kalian bahwa jagoan kalin menang. 🙂
Kalau kalian masih ngotot juga bahwa QC kalian benar dan valid, saya sarankan lakukan hal yang paling mudah saja. Buka data TPS yang kalian sampling, ada dimana saja? TPS di desa atau kelurahan apa? Nanti mari sama sama kita bandingkan dengan data C1 yang sudah ada disemua saksi Tim Sukses.
Mudah kan ?… nanti akan terlihat apa betul data Sampling TPS yang kalian gunakan sama dengan data C1 yang resmi yang diakui dan ditanda tangani kedua pihak. Bisa kita buktikan akan terjadi semperti survei exit poll di mesir atau tidak.
Berani ?
OK… mari kita dorong kapan si Burhan mau buka data TPS nya ?
Ayo didorong dia buka sebelum tanggal 22 Juli, biar dia bisa buktikan QC nya itu benar benar dari TPS yang ada di Indonesia, bukan TPS di alam mimpinya. 🙂