Syahdan ada 4 desa yang saling terpisah jauh dan penduduknya memiliki mata pencaharian yang berbeda sesuai dengan kondisi alam masing masing desa tersebut. Desa yang terletak diantara bukit dan dilalui sungai yang mengairi tanah tanahnya, bernama Desa Tani, penduduknya bercocok tanam. Menanam berbagai tanaman, mulai dari beras, sayur mayur dan umbi umbian. Hasil pertanian mereka melimpah sehingga selain bisa dimakan untuk kebutuhan sendiri, sisa nya bisa mereka jual ke desa lain yang membutuhkan.
Desa Layan yang penduduknya adalah nelayan tangguh, selalu mendapatkan hasil tangkapan di laut yang berlimpah. Sementar dipadang rumput yang luas ada Desa Ternak, yang penduduknya berternak sapi, kambing dan berbagai hewan lainnya yang hasilnya juga tidak habis dimakan oleh mereka sendiri.
Desa ke empat adalah Desa Pandai, dimana penduduknya memiliki beragam keahlian, mahir membuat berbagai alat, juga mahir memperbaiki segala sesuatu yang rusak. Penduduk desa pandai ini sering dimintai bantuan oleh penduduk dari 3 desa lainnya untuk membuat peralatan yang dibutuhkan atau memperbaiki sesuatu. Penduduk Desa Pandai juga pembeli barang terbanyak dari ketiga desa lainnya.
Penduduk empat desa tersebut sudah memiliki kebiasaan turun temurun, dimana satu hari dalam seminggu bertemu disuatu tempat yang sudah mereka tentukan. Tempat yang terletak diantara ke empat desa, sebuah tempat dimana mereka saling menjual hasil produksi dan mencari apa yang dibutuhkan.
Tempat pertemuan itu mereka beri nama Pasar, dan hari mereka datang ketempat tersebut mereka sebutHari Pakan.
Awalnya setiap hari Pakan, penduduk ke empat desa berbondong bondong datang ke pasar, namun sudah beberapa bulan belakangan ini dari Desa Tani hanya ada 3 orang yang datang membawa hasil pertanian dan membeli banyak produk dari penduduk desa lainnya. Hal ini menimbulkan perbincangan dan kecurigaan dari penduduk ketiga desa setiap hari Pakan.
Kemana penduduk Desa Tani lainnya? kenapa 3 orang itu-itu saja yang datang ke pasar? dan aneh nya produk Desa Tani yang dibawa ke 3 orang tersebut sama banyaknya dengan yang sudah-sudah, bahkan kadang lebih banyak. Ketiga orang tersebut juga berbelanja tidak sedikit. Rasanya tidak mungkin bisa menghabiskan begitu banyak ikan, bergerobak telur dan susu, daging yang sangat banyak, sebanyak pembelian penduduk desa Tani waktu dulu beramai-ramai ke Pasar.
Karena sudah tidak dapat menahan kecurigaan, dan khawatir ada apa-apa dengan penduduk desa Tani lainnya, maka pada hari Pakan ke empat dibulan ketiga, dihadanglah ketiga orang dari desa Tani tersebut setelah Pasar selesai. Ketiga orang tersebut di dudukan disuatu tempat dan dikelilingi oleh penduduk ketiga desa lainnya, layaknya diadili.
“Hai 3 orang dari desa Tani, kami terpaksa menghentikan langkah kalian karena kami ingin tahu beberapa hal yang mengganjal di hati kami” bertanyalah seorang tua dari desa Pandai mewakili penduduk 3 desa tersebut.
“Apakah yang Tuan ingin ketahui ? sehingga menghentikan langkah kami untuk pulang ke desa kami” menjawab salah satu dari 3 orang penduduk desa Tani, yang kemudian diketahui adalah ketua mereka. “Saya akan mencoba menjawab apa yang ingin Tuan ketahui, silahkan”
“Apakah yang terjadi dengan penduduk Desa Tani yang lainnya, sehingga hanya tuan bertiga saja yang datang ke pasar ini ? kenapa begitu banyak pula hasil pertanian yang tuan bertiga jual bahkan melebihi hasil pertanian dari Penduduk Tani yang sebelum-sebelumnya ke pasar beramai ramai? dan Tuan-Tuan juga membeli banyak produk kami, yang rasanya tidak akan mampu tuan bertiga habiskan dalam 7 hari?” tanya Pak Tua dari desa Pandai.
“Oh rupanya itu yang ingin Tuan Tuan ketahui.” menjawab sang Ketua.
“Untuk menjawab pertanyaan tuan tuan, pertama izinkanlah saya perkenalkan diri, bahwa saya adalah Ketua dari rombongan ini, dan Kami bertiga adalah wakil dari Penduduk Desa Tani.”
“Sejak 4 bulan yang lalu, kami penduduk Desa Tani sudah bersepakat bahwa untuk membawa hasil pertanian seluruh penduduk Desa Tani ke Pasar ini setiap hari Pakan, diwakilkan pada kami bertiga”
“Ada apakah gerangan di Desa Tani, sehingga penduduk yang lain tidak dapat datang ke pasar” tanya Tua dari desa Pandai memotong dengan nada khawatir, mewakili kekhawatiran yang hadir lainnya, yang tadinya curiga berubah jadi khawatir akan nasib saudara saudara mereka di Desa Tani.
“Oh tidak ada masalah apa-apa yang perlu dikhawatirkan Tuan…” Jawab sang Ketua sambil melanjutkan penjelasannya
“Kami bersepakat setelah bermusyawarahdengan seluruh penduduk Desa Tani dalam mengambil keputusan ini. Adapun keputusan ini kami ambil karena setiap hari Pakan seluruh penduduk desa Tani menuju ke pasar ini dan menimbulkan banyak persoalan di Desa kami, selama ditinggal”
“Waktu perjalanan dari desa kami ke pasar ini tidaklah singkat, butuh waktu yang lama. Selama waktu tersebut sawah-sawah kami tidak ada yang mengurus, kebun-kebun kami terbengkalai, kadang ada buah yang mestinya sudah dipetik tapi tidak ada yang memetik, sehingga busuk. Setiap kami pulang dari pasar ini, banyak kami temui hasil pertanian kami yang rusak, tidak terawat dan akhirnya hasil produksi kami dihari Pakan berikutnya berkurang”
“Karena itulah kami bersupakat, bahwa setiap hari Pakan hanya kami bertiga yang ke Pasar membawa hasil pertanian seluruh penduduk Desa Tani untuk dijual, dan penduduk lainnya tetap mengurusi sawah dan ladang, agar hasil pertanian kami tetap terjaga”
“Kami bertiga pulalah yang dititipi untuk membeli keperluan masing masing penduduk Desa Tani dari tangan tuan tuan di Pasar ini. Dengan cara ini kami juga bisa membeli barang produksi tuan tuan dengan jumlah yang banyak dan menghemat biaya membawa pulang ke desa kami”
“Karena sawah dan ladang kami ada yang mengurus, maka hasil pertanian kami saat ini tidak ada lagi yang rusak, dan produksi sawah ladang kami meningkat terus dari hari kehari. Itulah sebabnya kami membawa hasil pertanian kami ke Pasar ini semakin banyak tiap hari Pakan nya” Ketua rombongan Desa Tani mengakhiri penjelasannya.
“Oh, itu ternyata sebab musabab nya” Pak Tua dari Desa Pandai manggut manggut atas penjelasan yang disampaikan. Terlihat rona takjub diwajahnya sama dengan penduduk lainnya yang mendengarkan penjelasan dari Ketua Rombongan.
“Sungguh bagus sekali mufakat yang diambil penduduk desa tuan tuan. Kami pahami sekarang. Kami penduduk dari Desa Pandai juga akan bermufakat seperti desa Tuan.” Mengakhiri Pak Tua dari Desa Pandai sambil membanyangkan kembali kedesanya dan bermufakat melakukan hal yang sama dengan Desa Tani.
Singkat cerita, sejak saat itu ke-empat desa datang ke pasar setiap hari Pakan tidak lagi beramai ramai. Setiap desa hanya diwakili 3 orang untuk menjual produksi mereka. Desa Tani datang dengan gerobak yang dipenuhi hasil pertanian dan ladang mereka, Desa Layan datang dengan hasil perikanan mereka, Desa Ternak dengan hasil ternaknya.
Desa Pandai terlihat berbeda, mereka datang ke Pasar dengan gerobak yang banyak dan terlihat kosong, hanya berisi sedikit perkakas pesanan. Bila ketiga desa datang dengan isi gerobak yang penuh dan pulang hanya berisi sedikit produk dari desa lainnya, maka sebaliknya desa Pandai, saat pulang gerobaknya penuh dengan hasil produksi dari ketiga desa lainnya, hasil produksi yang dibutuhkan oleh penduduk desa Pandai.
Apa yang dilakukan penduduk ke empat desa ini, didengar oleh desa-desa yang lainnya di kawasan lain dan akhirnya ditiru oleh desa-desa lain pada masa itu. Banyak Desa yang memiliki produk berbeda, keahlian berbeda, meniru empat desa tersebut. Pasar yang tadinya hanya diramaikan oleh wakil dari empat desa, sekarang semakin ramai karena wakil dari desa kawasannya lainnya ikut datang dan membawa produknya untuk dijual, serta mencari produk yang dibutuhkan oleh penduduk desa yang diwakilinya.
Apa yang dilakukan oleh Penduduk desa Tani dan ditiru oleh desa lainnya, itulah gambaran dari permufakatan untuk bergotong royong, bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan mereka, menjual produksi mereka, menawarkan keahlian mereka, dan itulah yang disebut BERKOPERASI.
Penduduk Desa Tani yang memiliki produk pertanian berlimpah, bersatu padu dalam satu Koperasi Produksi Pertanian. Selain untuk menjual produk pertanian mereka dengan cepat dan effisien, mendapatkan harga jual yang lebih baik, juga membantu mereka untuk fokus diproduksi agar kapasitas produksi mereka dapat terus meningkat dan kualitasnya terjaga.
Dengan adanya Koperasi Produksi Pertanian, mereka juga bisa membeli alat alat untuk menggarap sawah dan ladang mereka. Alat alat tersebut dibeli dengan harga yang lebih murah karena dibeli dalam jumlah yang besar sekaligus. Koperasi juga membantu mereka membeli peralatan yang dapat digunakan secara bersama sama bergilirian, alat yang sangat dibutuhkan namun hanya sesekali digunakan.
Demikian juga yang dilakukan oleh Desa Layan untuk Koperasi Produksi Nelayan nya, Desa Ternak dengan Koperasi Produksi Ternak nya.
Sementara dari Desa Pandai, mereka membuat KOPERASI KONSUMEN yang mewakili penduduk desanya membeli barang barang kebutuhan yang diperlukan oleh penduduk desa Pandai. Dengan adanya Koperasi Konsumen ini maka penduduk desa Pandai tidak perlu lagi sendiri sendiri membeli produk dari Desa Tani, dari desa Layan dan dari desa Ternak. Koperasi merekalah yang membeli semua dalam jumlah besar sehingga mendapatkan harga yang lebih murah. Sementara mereka bisa membeli ke Koperasi yang ada didesa mereka.
Karena penduduk desa Pandai memiliki banyak keahlian yang sering digunakan penduduk desa lainnya, mereka juga akhirnya membuat KOPERASI JASA, yang melayani permintaan Jasa keterampilan mereka.
Pasar yang tadi hanya didatangi oleh empat desa, sekarang juga dipenuhi oleh orang-orang dari desa lain nya, yang juga membentuk KOPERASI dengan berbagai macam produk dan jasanya. Ada Koperasi Pupuk, Koperasi Minyak, Koperasi Gas, Koperasi Tambang, Koperasi Transportasi dan banyak lainnya, bahkan terakhir muncul KOPERASI SIMPAN PINJAM yang merupakan koperasi kumpulan dari orang orang desa yang memiliki kelebihan uang untuk membantu kebutuhan modal dan pembelian barang penduduk desa dari manapuan juga.
Akhirnya pasar tersebut membawa kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh penduduk desa di semua Wilayah yang ada. Makmur karena produksi mereka berlimpah, kebutuhan mereka terpenuhi, dan sejahtera karena KOPERASI yang merupakan milik mereka bersama, juga memberikan hasil keuntungan yang dapat mereka nikmati bersama.
Koperasi adalah jalan terbaik untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dan pemerataan pembangunan, yang muaranya adalah tercipatanya masyakat maju, adil dan makmur