Setiap kali akan pergi memancing, entah di tambak atau laut, saya selalu mencari informasi yang cukup tentang berbagai hal seputar medan tempur. Baik lokasi, jenis ikan, serta siapa saja yang memancing disana.
Dari informasi yg didapat, saya bisa memutusakan perlengkapan apa yang harus dibawa, terutama umpan apa yang cocok untuk ditawarkan pada ikan yang ada disana. Umpan saya haruslah yang akan paling disuka dibanding umpan lain yg ditawarkan oleh pemancing lain, dan yang pasti umpan tersebut harus sesuai untuk kondisi sekitar pemancingan, entah ombaknya, keasinan airnya, kedalamannya dan lain sebagainya.
Banyak pemancing yang sangat handal meracik umpan, tahu resep resep umpan yang bagus, tapi anehnya jika kita lihat ketempat pemancingan, akan sedikit sekali kita melihat pemancing yang betul-betul berhasil menawarkan umpannya untuk disantap oleh ikan.
Kenapa ini terjadi?
Penyebabnya, karena banyak pemacing yang begitu pintar meracik umpan tapi sangat sedikit pemancing yang mau memahami kondisi ikan yang mau dipancing dan lingkungan sekitar pemancingan. Rata2 pemacing asyik dan bangga dengan kualitas umpan dan resep nya masing-masing, semua merasa yang sudah yang paling bagus. Padahal semua pemancing tahu bahwa umpan itu bukan buat mereka, umpan itu buat sang ikan, dan semestinya mereka sadari ikanlah yang memutuskan umpan mana yang akan mereka sambar.
Sang ikan lah yang menentukan umpan mana yang sesuai dengan seleranya, dan sang ikanlah yang mutlak memutuskan umpan mana yang paling lezat buat dia. Terkadang Sang Ikan juga akan bingung jika semuanya lezat, dan akhirnya dia akan
memutusakan dengan cara paling simple; mana umpan yang paling dekat dgn dia dan mana umpan yang paling cocok dgn ukuran mulutnya.
Jika kita sering ke tambak-tambak pemacingan ikan, terlihat begitu banyak pemacing dengan pancing yang bagus-bagus, umpan yang baik, bahkan dari jauh saja sudah tercium “aroma durian” nya, tapi sedikit saja diatara mereka yang puas dengan “ekspektasi” hasil pancingannya.
Dimana kesalahannya?
Pemacing terlalu sibuk dgn pemikiran umpan nya sudah baik, produknya sdh bagus, idea dan cara-cara memancingnya sudah lengkap, tapi lupa untuk melakukan “riset” kecil. Riset kondisi tempat dia memancing, riset untuk mengetahui ikan apa yang akan dipancing, dan tidak memperhitungkan siapa saja yang mancing disana dan apa saja umpan nya.
Dalam bisnis hal yang sama sering terjadi, kita terlalu sibuk dengan kebanggan bahwa produk atau idea kita sudah yang terbaik, dan kita demikian meyakini bahwa cara-cara kita sdh yang terbaik sampai lupa mencoba sedikit saja mengetahui apa sich yang diinginkan konsumen kita, dan lupa kondisi yang akan mendorong pasar memutuskan untuk mengambil umpan kita, bahkan celakanya tidak terpikirkan bahwa Kompetitor juga punya produk yang bagus dan idea yang tidak kalah cemerlang.
Inilah pembunuh pertama dan sangat mematikan bagi pengusaha pemula bahkan yang sudah mapan, yaitu “Obsession with the product/idea”.
Banyak kita bisa membuat produk, jasa dan idea yang bagus, tapi sangat sedikit yang mau melakukan “riset” untuk mengetahui apakah benar produk kita yang bagus tersebut betul-betul diinginkan pasar, apakah idea tersebut sesuai dengan minat pasar dan apakah jasa tersebut sesuai dengan kebutuhan pasar.
Memang benar, kita harus menciptakan produk/jasa yang bagus, tapi produk bagus saja tidaklah cukup, karena akhirnya sebagai pebisnis kita bukan mengajari apa yg dibutuhkan konsumen tapi mestinya “menyediakan” apa yg dibutuhkan konsumen.
Dan sebagai pebisnis tujuan kita bukanlah membuat produk tapi tujuan kita adalah menghasilkan seling, mencetak penjualan. Dan tujuan akhirnya adalah menghasilkan Profit dan mencetak Cash Flow!
Produk atau idea yang bagus, it’s nothing! Bila tidak bisa menghasilkan!
Dalam hal umpan, maka perhatikan lah pemancing Pro dalam bekerja:
1. KWTW: know what they won’t
Ketahui apa yg dibutuhkan sang ikan. Kenali pasar anda, apakah pasar menginginkan produk tersebut, minimalisir penolakan pasar dan perbanyak daya tarik yang memang dibutuhkan pasar.
KWTW ini adalah tindakan awal saya jika akan pergi memancing seperti diatas. Dalam hal produk artinya lakukanlan market riset, sebuah pekerjaan yg sering dilupakan “pemancing”, padahal inilah yang paling menentukan seberapa banyak ikan yang akan menyantap “umpan” yang kita berikan, dan berakhir dengan Straight ..
2. GGI: Go Get It.
Inilah dia umpan itu, kebanyak orang focus diproduk/memproduksi dan lupa melakukan langkah pertama diatas. Setelah kita melakukan riset (KWTW), jangan buang waktu lagi segera produksi!
Percuma juga semua riset yang bagus, semua formula yang rancak, tapi berlama lama bahkan lupa memproduksi. Go Action, segera sebelum racikan “umpan” anda di produksi oleh pemancing yang lain
3. GITT: Give It To Them (marketing)
Sudah tahu medan pemancingan, sudah kenali apa yang disuka, dan sudah memproduksi umpannya, kini saatnya pergi ke arena pemancingan, Action untuk menjual, lakukan semua cara penawaran dan penjualan dengan sebaik mungkin. Ini lah pertempuran sejati kita, inilah medan yang akan menentukan kita jadi the winner atau tidak. Butuh kesabaran dan kerja keras, jangan menyerah pada waktu, jangan menyerah pada hasil.
Dimedan ini kita 100% sudah harus memiliki keyakinan yang mantap dan terus berjuang. Pemancing yg handal, akan sabar dengan semua tanda-tanda umpannya dimakan, dan pada masanya, tali-tali yang terjuntai akan menegang, dan Strike!!
Kebahagian umpan disambar tidak terkira!
Selamat memancing dibisnis anda, dan selalu ingat pembunuh pertama para pemancing, Obsession with the product/idea, jangan pernah lupakan ikan ikan dikolam, selalu lah ingat, Pemancing harus menyediakan umpan yang disuka Ikan bukan memaksa ikan suka dengan umpan buatan pemancing.
*) Terinspirasi dari materi How to Debt Free by Heppy Trenggono