Dengan KK, negara tetap dapat untung dari Royalti produksi pemegang KK, berapun jumlah produksinya, dan berapun kerugian PTFI karena biaya produksi lebih besar dari hasilnya. Walau royalti yang diterima pemerintah sesuai perjanjian KK PTFI kecil; saat ini 4% untuk tembaga, 3,75% emas, dan 3,25% perak. kuecil sekali.
Sekarang mari kita hitung, dengan cara sederhana, bodoh-bodohan saja, apakah menguntungkan saat ini membeli saham PTFI sebesar 51% dengan nilai fantastis US$3,85 miliar. Dibanding jika membiarkan habis KK nya pada tahun 2021, atau tidak memperpanjangnya (jika pemerintah Indonesia berani tidak perpanjang, hehehe).
Menurut saya, walau kontrak dengan PTFI menggunakan sistem Kontrak Karya (KK), memang sebaiknya pemerintah tidak membeli saham PTFI saat ini. Biarkan saja habis KK PTFI di tahun 2021, atau tidak memperpanjangnya.
Saat KK PTFI berakhir, seluruh aset PTFI termasuk alat-alat produksinya yang ada di Papua tetap milik Freeport McMoran. Dan McMoran tidak akan mungkin membawa alat-alat tambang mereka tersebut dari Papua. Ongkosnya akan sangat mahal sekali. Pasti McMoran lebih baik jual murah ke Indonesia, daripada jadi besi tua, hehehe
Apalagi ada klausul di KK PTFI bahwa jika kontrak berakhir, PTFI DIHARUSKAN menjual aset-asetnya ke pemerintah Indonesia dengan harga pasar atau dengan harga yang tidak boleh lebih rendah daripada NILAI BUKU. Artinya apa, tentu harga aset-aset tersebut bisa dibeli pemerintah senilai NILAI BUKU, yang sudah dikurangi penyusutan dan lain-lainnya. Pasti juga akan lebih murah daripada pemerintah beli baru.
Kalau PTFI, misal, tetap menjual dengan harga mahal, diatas NILAI BUKU, pemerintah boleh tidak membeli, dan PTFI boleh menjual asetnya tersebut ke perusahaan lain atau segera memindahkan aset-aset mereka dari lokasi tambang. Itu bukan kata saya, tapi kata pasal 22 dalam Kontrak Karya ke 2 PTFI.
Walau ada yang berargumen bahwa jika McMoran angkuti aset-asetnya, maka pemerintah akan kesulitan memulai kembali usaha pertambangan di lokasi tersebut, akan mulai dari nol, dengan biaya yang besar dan waktu lama. Menurut saya, itu argumentasi yang lemah, dan hanya menakut-nakuti agar kita perpanjang KK Freeport.
Padahal yang jelas-jelas nyata adalah besarnya biaya dan kerugiaan McMoran jika harus mengangkut aset-asetnya dari Papua, jika KK tidak diperpanjang. Nyata sekali.